PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Sunday, January 31, 2021
POSYANDU MERAJUT ASA MENYEMBUHKAN JIWA (Inovasi Desa)
POSYANDU MERAJUT ASA MENYEMBUHKAN JIWA (Inovasi Desa)
Adalah posyandu Desa Baye kecamatan Kayenkidul kabupaten Kediri Jawa Timur bergerak sigap terdepan membantu para penyandang ODGJ untuk bisa hidup normal bersama masyarakat sekitar, banyak upaya yang telah dilakukanya baik itu bersifat terapis ataupun inklusi. Tentunya dari kegiatan kegiatan social ini sudah banyak para penyandang ODGJ yang sudah terbantu dan hidup normal sebagaimana layaknya manusia social.
Ringkasan Umum dan Latar Belakang masalah
1. Bentuk kepedulian terhadap penyandang ODGJ setelah perawatan di RSJ.
2. Mengahapus stigma para penyandang ODGJ agar bisa diterima dan bergaul di masyrakat
3. Diharapkan para penyandang ODGJ bisa hidup normal di masyarakat
Tantangan dan latar belakang Masalah
1. Tumbuhnya kesadaran masyarakat pada penyandang ODGJ sekembalinya mereka menjalani pengobatan di RSJ.
2. Meyakinkan pada masyarakat bahwa para penyandang ODGJ bisa hidup normal bila didampingi dengan intens.
Solusi / inovasi yang dijalankan
1. Memberikan pembinaan secara psikis dan konsultasi kesehatan
2. Melibatkan lintas sektoral dalam pembinaan
Proses/ langkah demi langkah penyelesaian masalah / tantangan
1. Dari gagasan masyarakat , untuk membentuk sebuah posyandu bagi penyandang ODGJ setelah mereka menjalani pengobatan.
2. Dukungan dari segenap tokoh masyarakat dan pengambil kebijakan didesa maka terbentuklah Posyandu “Lentera Jiwa”.
Hasil capaian
1. Kegiatan pengobatan dan pembinaan bagi penyandang ODGJ.
2. Kesembuhan dan mampu kembali hidup normal di masyarakat
Pembelajaran
Dengan pembinaan dan pengobatan yang intens dan kontinyu penyandang ODGJ bisa meraih asa ( Kesembuhan )
Rekomendasi
Dibutuhkan dukungan semua pihak , untuk memgembalikaan asa bagi para penyandang ODGJ
Di sarikan dari karya TPID-PID Kecamatan Kayenkidul Kabupaten Kediri
Thursday, January 28, 2021
PENGOLAHAN BAMBU MENJADI SUMBER EKONOMI WARGA (Inovasi Desa)
PENGOLAHAN BAMBU MENJADI SUMBER EKONOMI WARGA (Inovasi Desa)
Desa Sumbercangkring Kecamatan Gurah kabupaten Kediri Jawa Timur mendorong dan fasilitasi para warga untuk memanfaatkan sumberdaya alam sekitar menjadi sumber pendapatan baru.
Bambu menjadi salah satu bahan mentah paling diminati dalam pembuatan kerajinan. Dengan ketersediaan bambu yang banyak, Kepala Desa Sumbercangkring memutuskan untuk mendirikan BUMDesa dengan anyaman bambu sebagai usahanya. Didirikannya BUMDesa ini memberikan kegiatan dan penghasilan baru bagi warga Desa Sumbercangkring Kec. Gurah Kab. Kediri.
• Latar Belakang
Sebelum adanya perintah untuk mendirikan BUMDesa, Mujiana (Kades Sumbercangkring) sudah memiliki keinginan untuk mengajak warganya membuat kerajinan-kerajinan dengan bahan dasar bambu karena ketersediaan bambu yang banyak dan fungsinya yang beragam.
• Solusi / Inovasi yang Dijalankan
Keinginan Bpk. Mujiana terwujud dengan adanya program pendirian BUMDesa sehingga ia dapat memberdayakan warganya dan menambah sumber ekonomi baru bagi mereka. Pendirian BUMDesa Anyaman dan Kerajinan Bambu ini memberikan dampak yang cukup signifikan bagi warga.
• Langkah-langkah Penyelesaian Masalah
- Menyampaikan gagasan tentang akan usaha anyaman dan kerajinan dari bambu
- Memusyawarahkannya dengan warga melalui musyawarah desa
- Mendata warga yang ingin bergabung dalam BUMDesa anyaman dan kerajinan bambu
- Memberikan sosialisasi kepada warga tentang anyaman dan kerajinan dari bambu
- Mengadakan pelatihan anyaman dan kerajinan dari bambu
• Hasil / Capaian
Dengan adanya BUMDesa anyaman dan kerajinan bambu ini warga Desa Sumbercangkring memiliki kegiatan dan sumber ekonomi yang baru. Jika sebelumnya banyak pemuda dan ibu-ibu tidak memiliki kegiatan dan penghasilan yang tetap, kini mereka memiliki kegiatan dan penghasilan tetap.
• Pembelajaran
Sumber daya alam di daerah masing-masing yang bisa bermanfaat, maka manfaatkanlah. Terlebih jika jumlahnya melimpah sehingga bermanfaat bagi banyak orang.
• Rekomendasi
Dalam pendiriannya tentu mengalami banyak rintangan terutama untuk menarik kepercayaan warga. Tetapi dengan giat bersosialisasi akan menanamkan rasa percaya pada warga bahwa program tersebut akan berhasil.
Di sarikan dari karya TPID-PID Kecamatan Gurah Kab. Kediri Jawa Timur
Monday, January 25, 2021
MENGOLAH LIMBAH MENJADI BERKAH (Inovasi Desa)
MENGOLAH LIMBAH MENJADI BERKAH (Inovasi Desa)
Adalah warga Desa Padangan Kecamatan Kayenkidul Kabupaten Kediri Jawa Timur yang mayoritas petani berupaya meningkatan hasil panen secara kualitatif dan kuantitatif.
Keadaan tanah yang semakin kering oleh sebab pemberian pupuk kimia yang berelebihan justru menuntut kreatifitas para petani untuk berinovasi pembudidayaan lahan secara optimal dan berkelanjutan dengan memanfaatkan limbah kotoran ternak menjadi pupuk yang baik dan berkualitas.
Ringkasan Umum dan Latar Belakang masalah
1. Keadaan tanah yang semakin tua atau gersang karena terlalu banyak pemberian pupuk kimia.
2. Kebutuhan tanah akan unsur hara yang sangat diperlukan oleh tanaman.
Tantangan dan latar belakang Masalah
Kurang sadarnya masyarakat tentang penggunaan pupuk kimia secara berlebihan pada tanah dan residu yang ditimbulkan.
Solusi / inovasi yang dijalankan
1. Membuat fermentasi kotoran hewan agar menjadi bahan organik yang bisa dengan mudah diserap tanaman.
2. Pengemasan bahan organik dengan bagus sehingga memberi kemudahan petani untuk aplikasi pada tanaman.
Proses/ langkah demi langkah penyelesaian masalah / tantangan
a. Membetuk unit pengolahan bahan organik.
b. Memberikan penyuluhan pada masyarakat bahaya pemberian pupuk kimia secara berlebihan.
c. Memberikan pemahaman tentang pentingnya pupuk organik untuk tanaman.
Hasil capaian
a. Mampu mengembalikan kesuburan tanah sehingga hasil panen bisa maksimal.
b. meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pembelajaran
Dengan pembinaan dan penyuluhan tetang penggunaan pupuk organik mampu meningkatkan produktifitas pertanian.
Disarikan dari karya TPID – PID Kecamatan Kayenkidul Kabupaten Kediri Jawa Timur
Thursday, January 21, 2021
BUDIDAYA JAMUR TIRAM Inovasi Desa)
BUDI DAYA JAMUR TIRAM (Inovasi Desa)
RINGKASAN
Adalah Desa Cerme kecamatan Grogol Kabupaten Kediri berusaha mendorong warga desa untuk membudidayakan jamur tiram sebagai alternative usaha yang bisa meningkatkan pendapatan masyarakatnya. Selain pengelolahanya mudah jamur tiram juga banyak di sukai masyarakat. Jamur tiram merupakan salah satu jenis jamur kayu yang sangat enak dimakan dan mempunyai kandungan Gizi yang cukup tinggi di banding dengan jamur lain
LATAR BELAKANG
Indonesia mempunyai kekayaan yang luar biasa di bidang tumbuhan Jamur, yang sejak dulu kala sudah dikonsumsi dan dimanfaatkan oleh nenek moyang kita. Tetapi pembudidayaannya masih relatif sedikit, baik dari jenis dan ilmiahnya, ini disebabkan kurangnya pengetahuan tentang teknik budi daya, padahal setelah difahami sangatlah mudah
INOVASI
Melipat gandakan uang di bisnis Jamur Selain teknik budi daya yang bisa menumbuhkan jamur secara maksimal, jamur tiram juga bisa dijual secara olahan antara lain:
1. Krispy Jamur
2. Sate Jamur
3. Botok Jamur
4. Oseng-oseng
5. Krengsengan Jamur, dll.
Sehingga harga Jamur bisa lebih menguntungkan dari pada di jual dalam keadaan Mentah/ Belum di olah
PROSES
Proses pembuatan media tumbuh jamur dengan media serbuk kayu ada 2 tahapan. Yaitu:
1. Persiapan sarana produksi, meliputi: Bangunan, Peralatan, bahan baku (serbuk kayu) dan kapur (Gamping)
2. Proses produksi Persiapan bahan dan alat, pengayakan, dan perndaman serbuk kayu lalu pencampuran, pewadahan, sterilisasi media, pendinginan, pembibitan, inkubasi atau penyimpanan media, penumbuhan dan yang terakhir pemanenan
HASIL
Dijual Mentah / Segar Dan dijual secara Olahan
PEMBELAJARAN
Keberhasilan warga desa cerme dalam mengembangkan usaha budi daya jamur tiram, dengan upaya pemerintah desa supaya bisa mendorong masyarakat desa dengan di ikutkan pelatihan-pelatihan guna menambah ilmu dalam bidang perjamuran. Bantuan dalam mengurus perizinan usaha yang sangat diperlukan untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Sehingga produktivias penjualan lebih
Di sarikan dari karya TPID-PID Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri Jawa Timur
Wednesday, January 20, 2021
PENGOLAHAN LIMBAH UNTUK PAKAN TERNAK (Inovasi Desa)
PENGOLAHAN LIMBAH UNTUK PAKAN TERNAK (Inovasi Desa)
RINGKASAN UMUM
Pengolahan limbah cangkang bekicot yang berada di Dsn. Tundan, Ds. Purwotengah, Kec. Papar, Kab. Kediri merupakan usaha perseorangan yang sudah beroperasi sejak Tahun 2011. Usaha ini ditekuni seorang ibu rumah tangga bernama Ibu Watik. Ibu Watik berinovasi dengan limbah yang tadinya sangat mengganggu kenyamanan warga karena bau yang ditimbulkan menjadi barang yang mempunyai nilai ekonomis.
TANTANGAN DAN LATAR BELAKANG MASALAH
Di Dusun Tundan, Desa Purwotengah terdapat sebagian lahan yang digunakan untuk tempat pembuangan limbah cangkang bekicot dari PT. Nusantara Kediri. Akibatnya wilayah tersebut menjadi tidak sehat dan polusi udara akibat bau yang ditimbulkan dari limbah tersebut sangat mengganggu kenyamanan warga. Salah satu warga yang bernama Ibu Watik mempunyai inovasi, dengan tangan terampilnya Beliau menyulap limbah – limbah yang sangat mengganggu tersebut menjadi barang yang mempunyai nilai ekonomis. Dengan adanya inovasi dari Ibu Watik cangkang bekicot yang tadinya hanya limbah diolah menjadi tepung pakan ternak yang mengandung nutrisi untuk kebutuhan nutisi hewan ternak. Ibu watik mendapat ilmu mengolah limbah cangkang bekicot tersebut saat mengikuti suaminya bekerja di Bali. Setelah pulang ke Purwotengah pada pertengahan tahun 2011 dimulainyalah usaha tersebut.
SOLUSI / INOVASI YANG DIJALANKAN
Limbah cangkang bekicot yang semula keberadaannya sangat menggagu kenyamanan warga diolah menjadi tepung pakan ternak. Selain itu sisa kotoran di cangkang digunakan sebagai pakan lele.
PROSES PENYELESAIAN MASALAH / TANTANGAN
Dengan melihat kondisi yang sedemikian maka diadakanlah rapat/musyawarah tingkat Desa dengan menghadirkan Ketua RT/RW, Tokoh Masyarakat, Perangkat Desa dan pemilik lahan. Akhirnya dengan ketrampilan yang dimiliki Ibu Watik dapat mengatasi masalah limbah yang sangat mengganggu. Untuk operasional atau pendanaan Ibu Watik berupaya secara mandiri. Untuk tenaga kerja beliau menggunakan warga sekitar. Dengan begitu usaha Ibu Watik dapat mengurangi angka pengangguran di Ds. Purwotengah.
HASIL
Dengan inovasi yang dilakukan Ibu Watik permasalahan limbah cangkang bekicot di Dsn. Tundan, Ds. Puwotengah dapat teratasi, dan dapat menyerap tenaga kerja warga sekitar. Disamping itu kebutuhan pakan ternak yang bernutrisi dapat tercukupi.
PEMBELAJARAN
Dengan adanya masalah limbah dibutuhkan tangan terampil, orang-orang yang mau berinovasi di dalamnya. Perlu dilakukan pendekatan musyawarah/mufakat dengan pihak-pihak yang berkepentingan. Dengan dukungan semua pihak usaha Ibu Watik dapat berjalan lancar dan masalah di warga sekitar lokasi pembuangan juga teraatasi.
REKOMENDASI
Kesulitan yang dialami Ibu Watik pertama kali yaitu pendekatan dengan warga. Akhirnya dengan musyafarah mufakat semua dapat teratasi. Dan saat ini usaha Ibu Watik berkembang cukup pesat dan bidang pemasaran yang menjadi permasalahan. Produk Ibu Watik hanya dikenal dari mulut ke mulut, belum memiliki pemasaran yang profesional. Padahal pasarnya sudah sampai ke Pulau Bali.
Disarikan dari karya TPID-PID Kec. Papar
Monday, January 11, 2021
MEMBANGUN BUDAYA LITERASI (Inovasi Desa)
MEMBANGUN BUDAYA LITERASI (Inovasi Desa)
Membaca merupakan jendela dunia. Slogan itulah yang menjadikan Pemerintah Desa Purwodadi Kecamatan Purwoasri Kabupaten Kediri berupaya untuk membawa masyarakatnya lebih maju. Menumbuhkan minat baca di segala kalangan selalu diusahakan oleh seluruh elemen Pemerintahan Desa, mulai dari Perangkat Desa, Ibu-Ibu PKK dan POSYANDU. Sebagai upaya untuk meningkatkan kualiatas SDM warga Desa Purwodadi dengan menggali potensi masyarakat desa, melalui literasi kontekstual.
Latar Belakang:
1. Melihat waktu luang Ibu-Ibu Taman POSYANDU, ketika menunggu putra-putrinya belajar.
2. Secara umum minat baca masyarakat menurun karena adanya media audio dan video.
3. Kurangnya kepedulian masyarakat dalam melakukan aksi setelah membaca suatu ilmu baru.
Inovasi, Menumbuhkan niat baca masyarakat dengan melakukan jemput bola oleh kader PKK dan POSYANDU, serta memberikan wadah untuk mengembangkan ilmu yang telah di dapat pada saat membaca.
Proses:
1. Pemerintah Desa melakukan koordinasi dengan Lembaga-lembaga desa sebagai upaya untuk melaksanakan program “Menuju Desa Literasi”.
2. Pemerintah Desa dan Lembaga menjalakan program “Menuju Desa Literasi” dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat akan pentingnya membaca.
3. Pemerintah Desa menyediakan Perpustakaan Desa sebagai wujud prasarana untuk mensukseskan program tersebut.
4. Pendampingan kepada ibu-ibu Taman POSYANDU yang sedang menunggu putra-putri mereka belajar, untuk membaca buku.
5. Pemerintah Desa memfasilitasi masyarakat yang ingin mengiplementasikan ilmu yang telah mereka peroleh.
Hasil
1. Meningkatnya minat baca, dan mengurangi angka buta huruf di Desa Purwodadi.
2. Mengisi waktu luang ibu-ibu penunggu POSYANDU dan TAPOS, untuk dimanfaatkan untuk membaca.
3. Menambah keterampilan masyarakat pada umumnya dan pada pelaku pembaca literasi di Desa khususnya.
4. Memberikan edukasi kepada Lansia dalam melakukan gerak senam lansia dan kebiasaan hidup sehat melalui membaca dan mempraktekkan.
5. Meningkatkan perekonomian warga, karena hasil praktek atas hasil membaca dapat dijual dan bernilai ekonomi.
Pembelajaran:
Membaca merupakan kunci sukses dalam segala bidang. Pemerintah Desa hendaknya cermat dalam menganalisa, dan memperjuangkan minat baca masyarakat dan memberikan wadah atau sarana untuk memperagakan apa yang telah mereka baca. Sehingga, ilmu yang mereka terima tidak sebatas ilmu mati yang tidak di praktekkan, namun menjadi ilmu yang bermanfaat dan bernilai ekonomi.
Rekomendasi, Perlu adanya minat dan kesadaran seluruh elemen di Desa guna menumbuhkan minat baca dan mampu mencapai desa Literasi dan mampu bersaing dalam inovasi dan ekonomi.
Disarikan dari karya TPID kecamatan Purwoasri Kab. kediri
Monday, January 4, 2021
KREATIFITAS SUDUT KAMPUNG ANNISA (Program Inovasi Desa )
KREATIFITAS SUDUT KAMPUNG ANNISA (Program Inovasi Desa )
Adalah Annisa bisa menjadi percontohan kemandirian masyarakat yang patut di tiru. Perkumpulan Annisa berangkat dari persamaan rasa ingin melakukan hal yang bermanfaat bagi masyarakat. Pada tahun 2001 Para ibu rumahtangga di desa setonorejo mendirikan suatu perkumpulan yang diberi nama ANNISA, dengan jumlah anggota 30 orang. Kemudian perkuympulan ini aktif dan terus betrkembang hingga pada tahun 20017 anggotanya bertambah menjadi 200 orang.
Pada awalnya Annisa hanya bergerak pada sector perekonomian yang mengakomodasi modal anggota dan memberikan akses permodalan bagi masyarakat yaitu simpan pinjam. Tentu kemudian banyak warga masyarakat yang terbantu usahanya karena bisa memperoleh pinjaman modal secara lunak dan mudah. Bangunan tradisi rasa memiliki terhadap perkumpulan menjadi entripoint yang penting sebagai modal social ekonomi jangka panjang bagi perubahan dan rekayasa ekonomi masyakat desa.
Pertemuan rutin setiap bulan sekali yang sebelumnya hanya membahas seputar progress simpan pinjam menelorkan gagasan baru untuk menyusun program kegiatan yang bisa memberikan dampak lebih luas kepada masayarakat. Tentunya perkumpulan ini terus berkembang menjadi lebih kreatif dan inovatif dalam mengupayakan perubahan social, ini mungkin bisa disebut sebagai bagian dari rekayasa social secara mandiri.
Adapun program kegiatan itu adalah program kegiatan yang berdampak pada kesehatan dan kerohanian warga
Pada program kesehatan Annisa bekerja sama dengan puskesmas dan bidan setempat untuk emembrikan penyuluhan kesehatan, cek kesehatan, dan sosialisasi pola hidup sehat seperti kegiatan tensi darah, cek kolesterol, cek gula darah, dan cek lemak. Annisa juga membangun kerjasama dengan pemerintahan desa untuk mencetuskan gerakan tidak merokok di dalam ruangan, dengan gerakan menempelkan stiker berisi larangan merokok di ruangan di rsetiap rumah rumah warga.
Selanjutnya pada program kerohanian Annisa bekerja sama dengan para tokoh agama yang bisa memberikan tausiah keagamaan guna menjaga integritas dan masa depan generasi muda. Kegiatan ini berupa pengajian rutin, perlombaan santri sholeh, perlombaan hafiz atau hafalam Alqur’an, cerdas cermat dan pidato keagamaan.
Disarikan dari produk TPID Kecamatan Kras 2017
Subscribe to:
Posts (Atom)