Saturday, March 2, 2013

MEMBIDIK BANGSA YANG SEHAT, MENDORONG NEGARA KUAT



MENINGKATKAN KESEHATAN BANGSA
MEMBEDAH AKAR MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT

(Uraian ini merupakan bentuk kajian analisa kesehatan yang sering dipakai dalam program nasiional PNPM Mandiri perkotaan dan Perdesaan dalam menemukenali permasalahan kemiskinan dalam bidang
kesehatan)

Permasalahan kemiskinan, bukan hanya permasalahan ekonomi, seperti pada penyebab kemiskinan tingkat ke 4 yang sudah dibahas dalam refleksi kemiskinan, banyak masalah yang saling berkaitan. Kesehatan masyarakat menjadi salah satu ukuran kualitas sumberdaya manusia. Rentannya  masyarakat miskin terhadap penyakit tentu saja akan menghambat produktivitas kerja dan meningkatkan biaya pengeluaran untuk kesehatan.
Perlu kajian lebih jauh mengenai berbagai permasalahan kesehatan yang terjadi di lingkungan masyarakat, terutama kualitas kesehatan dasar dari masyarakat miskin. Kajian yang dilakukan menyangkut kualitas dan fasilitas pelayanan kesehatan dasar serta pengetahuan, sikap dan perilaku hidup sehat. Indeks kesehatan yang dicerminkan dari angka harapan hidup menjadi salah satu acuan perhitungan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang menjadi ukuran kesejahteraan.
 Di sisi lain, target peningkatan kesehatan seperti penurunan angka kematian ibu, angka kematian bayi dan balita, penurunan angka penyakit menular baik untuk kaum laki-laki maupun perempuan menjadi target nasional yang sejalan dengan kesepakatan Millienium (MDGs) di seluruh dunia, dimana Indonesia menjadi negara yang mendukung kesepakatan tersebut.


Target peningkatan IPM dan MDG ini tercermin dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) nasional dan RPJM Daerah kota/kabupaten). Artinya target-target peningkatan kualitas kesehatan masyarakat menjadi sejalan antara di tingkat kelurahan/desa, tingkat nasional, kabupaten/kota, kecamatan. Guna kepentingan di atas diperlukan kajian-kajian pada tingkat basis terkecil, yang dilakukan oleh warga masyarakat sendiri mengenai persoalan kesehatanyang dihadapi berbagai kalangan masyarakat, baik kelompok miskin, perempuan dan laki-laki sehingga masyarakat menyadari permasalahannya, bisa mencari jalan keluar yang tepat, dan terlibat dalam pemecahannya.
Dengan keterlibatan masyarakat, permasalahan benar-benar merupakan permasalahan yang dirasakan oleh mereka, bukan permasalahan dari sudut pandang 'orang luar' sehingga pemecahan masalah benar-benar atas dasar kebutuhan yang ada dan akan lebih tepat sasaran.


Akan tetapi dalam menganalisa dan memilih alternatif pemecahan masalah tentu harus dibarengi dengan kesadaran kritis, bukan sekehendak hati, oleh karena itu fungsi fasilitator nmasih diperlukan untuk memberikan pendampingan (bimbingan) karena saat ini masyarakat dianggap masih belum mandiri. Pemecahanmasalah tersebut akan dituangkan dalam Perencanaan Jangka Menengah
Penanggulangan Kemiskinan (PJM Pronangkis) tingkat kelurahan/desa. Memfasilitasi masyarakat untuk belajar mengenali berbagai permasalahan kesehatan yang dialami oleh mereka, baik perempuan
maupun laki-laki serta faktor-faktor penyebabnya yang selama ini terjadi akan tetapi seringkali tidak disadari atau tidak dirasakan sebagai masalah bersama. Memfasilitasi terjadinya komunikasi yang setara di antara warga asyarakat, sehingga terjadi proses berbagi pengetahuan, pengalaman, nilai-nilai di antara mereka. Memfasilitasi tumbuhnya kepedulian masyarakat terhadap permasalahan kesehatan yang dihadapi oleh pihak lain terutama warga miskin.


Daftar permasalahan kesehatan baik itu kesehatan perempuan, laki-laki, anak-anak dan balita. Daftar potensi untuk pemecahan permasalahan kesehatan, baik itu potensi yang ada di masyarakat, pemerintah maupun pihak luar Kepedulian dari warga masyarakat yaitu kemauan warga masyarakat ntuk terlibat dalam upaya-upaya pemecahan masalah.
Peta sebaran warga, perempuan dan laki-laki yang mengalami masalah kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan di lingkungan warga. Kesadaran warga masyarakat terhadap permasalahan kesehatan, faktorfaktor penyebab dan keterkaitan antar berbagai faktor sampai akar masalah kesehatan, di samping aspek gender dari permasalahan tersebut. (Pohon permasalahan kesehatan). Dalam kajian kesehatan ada beberapa hal yang bisa dikaji melalui proses pemetaan swadaya yaitu:
1.     Mengkaji lembaga-lembaga pelayanan kesehatan, baik lembaga pemerintah, swata maupun lembaga masyarakat dan pemanfaatan pelayanan lembaga-lembaga tersebut oleh masyarakat, baik perempuan maupun laki-laki dan kualitas pelayanannya.
2.     Mengkaji masalah kesehatan dasar termasuk jenis penyakit, kualitas gizi masyarakat miskin, secara khusus menyangkut kualitas kesehatan dasar kaum perempuan, laki-laki, bayi dan balita.
3.      Angka kematian ibu, bayi dan balita.
4.     Mengkaji wabah penyakit yang sering terjadi, dan kelompok masyarakat yang terkena wabah, baik perempuan maupun laki-laki.
5.      Mengkaji pola konsumsi yang mempengaruhi tingkat gizi masyarakat ( Laki-laki, perempuan, bayi dan balita) dan pengaruh-pengaruhnya terhadap kesehatan masyarakat.
6.     Mengkaji pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat, baik perempuan dan laki-laki, terhadap kesehatan dasar baik pencegahan maupun pengobatannya.
7.     Memetakan keluarga yang mempunyai masalah kesehatan dan ksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan.
8.     Mengkaji akses dan kontrol warga miskin dan perempuan terhadap pelayanan kesehatan dan pemenuhan gizi.
9.     Mengkaji hubungan sebab akibat terjadinya masalah kesehatan, termasuk yang dihadapi secara berbeda oleh perempuan dan laki-laki, sampai ke akarnya.
10.   Mengkaji upaya-upaya yang harus dilakukan untuk memecahkan masalah kesehatan, termasuk aspek gendernya.
11.  Mengkaji potensi-potensi yang ada yang bisa digunakan untuk memecahkan masalah .


Salah satu teknik analisa yang bisa diterapkan untuk jenis-jenis penyakit dan kualitas kesehatan dasar yang banyak dialami oleh warga masyarakat adalah Bagan Kecenderungan dan Perubahan. Teknik ini digunakan untuk menggambarkan perubahan-perubahan berbagai keadaan, kejadian, serta kegiatan masyarakat dari waktu ke waktu.
Dalam kajian kesehatan, teknik ini dipakai untuk menggambarkan perubahan jenis-jenis penyakit, kualitas gizi yang dialami oleh warga masyarakat, baik itu oleh kaum perempuan, kaum laki-laki maupun oleh anak-anak dan bayi. Dengan melihat perkembangan kesehatan masyarakat, mereka bisa merenungkan dan menganalisa factor faktor yang mempengaruhi dari waktu ke waktu.
Teknik ini dipakai untuk membandingkan jumlah penderita penyakit dan masalah kesehatan yang sudah didapat dari hasil analisa bagan kecenderungan dan perubahan untuk masing-masing kelompok (perempuan, laki-laki, anak-anak dan bayi).
Dengan perbandingan tersebut, masyarakat bisa menyadari penyakit dan masalah apa saja yang paling banyak dialami oleh warga miskin, perbedaan-perbedaan jenis penyakit yang diderita oleh perempuan dan laki-laki terutama menyangkut kesehatan reproduksi kaum  perempuan, gambaran tingkat kematian ibu melahirkan, bayi dan balita dampak-dampak yang ditimbulkan oleh kondisi tersebut.
Permasalahan kesehatan, terutama yang menyangkut penyakit banyak  dipengaruhi oleh siklus musim, seperti musim hujan, musim kemarau. Biasanya penyakit-penyakit yang berhubungan dengan siklus musim merupakan wabah ( terjadi pada sebagian besar masyarakat pada lokasi tertentu) misal : diare, demam berdarah, dan sebagainya. Informasi dan kajian ini bisa bermanfaat untuk perencanaan dan pencegahan penyakit sehingga  masyarakat, baik itu perempuan maupun laki-laki, bisa lebih waspada dan siap menghadapi kemungkinan wabah pada musim-musim tertentu Teknik diagram kelembagaan digunakan untuk memfasilitasi kajian hubungan  antara lembaga-lembaga pelayanan kesehatan yang terdapat di lingkungan warga masyarakat.
Dengan memetakan lembaga-lembaga tersebut, masyarakat bisa menganalisis kembali peranan-peranan dari lembaga kesehatan tersebut, pola hubungan antara masyarakat dengan lembaga lembaga tersebut, manfaat keberadaan lembaga, akses, partisipasi dan control masyarakat terhadap pelayanan lembaga-lembaga tersebut, serta manfaat yang diperoleh masing-masing kelompok atas pelayanan lembaga kesehatan tersebut.
Pemetaan dipakai untuk mendapatkan gambaran warga miskin, perempuan dan laki-laki yang mempunyai persoalan kesehatan baik itu kesehatan ibu hamil, kesehatan bayi dan balita, kesehatan perempuan dan laki-laki, lokasilokasi erjadinya wabah penyakit serta fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di lingkungan masyarakat.
Dengan pemetaan tersebut akan didapat gambaran rumah tangga miskin yang mana yang paling parah tingkat kesehatannya, lingkungan mana yang harus diperhatikan dalam mengantisipasi terjadinya wabah dan akan menjadi dasar perencanaan untuk peningkatan fasilitas
pelayanan kesehatan pada lokasi-lokasi strategis bagi warga miskin, baik tiu perempuan maupun laki-laki yang mempunyai masalah. Kecenderungan pelayanan kesehatan tertentu pada kelompok tertentu atau jenis kelamin tertentu perlu diperhatikan dalam proses ini.