Saturday, March 2, 2013

MEMBANGUN MANUSIA SEUTUHNYA

MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT INDONESIA
(Di Sarikan dari model praktis pemberdayaan dalam lingkungan PNPM Mandiri Perkotaan dan Perdesaan)

 
 Melakukan pengorganisasian masyarakat untuk penanggulangan kemiskinan dimaksudkan memperkuat (memberdayakan) masyarakat sehingga masyarakat mampu mandiri dalam mengenali persoalan-persoalan kemiskinan yang ada dan dapat mengembangkan jalan
keluar (upaya mengatasi masalah kemiskinan). Pengorganisasian masyarakat berangkat
dari asumsi :
1. bahwa masyarakat punya kepentingan terhadap perubahan (komunitas harus berperan
aktif dalam menciptakan kondisi yang lebih baik bagi seluruh masyarakat);
2. bahwa perubahan tidak pernah datang sendiri melainkan membutuhkan perjuangan
untuk dapat mendapatkannya;
3. bahwa setiap usaha perubahan (sosial) pada dasarnya membutuhkan daya tekan
tertentu, dimana usaha memperkuat (daya tekan) juga memerlukan perjuangan.
“ Proses pemberdayaan seperti ini dapat di analogikan seperti mobil mogok yang di dorong oleh orang banyak 
Beberapa kesimpulan yang dapat diperoleh dari simulasi Mendorong Bis Mogok :
Bahwa bis hanya bisa digerakkan bila kekuatan pendorong lebih besar dari beban yang
ada. Perubahan hanya akan bisa mencapai tujuannya jika bisa mengatasi kekuatan anti
perubahan. Oleh karena itu, pengorganisasian masyarakat merupakan upaya menjawab
masalah mendasar, yaitu membangun kekuatan.
Bahwa kekuatan belumlah cukup jika tidak dikelola dengan baik; meskipun dengan
orang yang cukup, kecil kemungkinan bis dapat bergerak jika semua orang mendorong
dari sisi samping. Oleh karena itu, pengorganisasian masyarakat merupakan upaya
menjawab masalah mendasar, yaitu mengelola kekuatan dengan suatu strategi tertentu
agar kekuatan mencapai batas optimum.
Jika mobil hendak didorong dalam jarak yang jauh, ketahanan stamina merupakan
syarat. Oleh karena itu, pengorganisasian masyarakat merupakan upaya untuk
menjawab masalah mendasar, yaitu mengembangkan kekuatan yang di dalamnya
mencakup keberlanjutan gerakan perubahan dalam mencapai tujuan.Kelompok warga yang membantu mendorong bis itulah relawan-relawan yang bersama
kelompok anda membantu menggerakkan bis. Orang-orang seperti itulah yang perlu
ditemukan dan dijadikan barisan pendukung dalam kerja-kerja pengorganisasian
masyarakat untuk penanggulangan kemiskinan. Memetakan dan membina hubungan
dengan orang-orang kunci di masyarakat merupakan satu langkah awal dalam
pengorganisasian masyarakat. Di hampir semua desa/kelurahan selalu ada orang-orang
yang energik, bersemangat dan memiliki kepedulian sosial untuk membantu sesama,
bukan orang yang bersemangat mencari proyek untuk kepentingan pribadi belaka.
Namuan demikian pemberdayaan membutuuhkan pelaku relawan dari masyarakat setempat. Mereka perlu terlibat, karena mereka lebih tahu tentanh kondisi, keadaan, kebutuhan dan kepentingan masyarakatnya. Mereka yang seharusnya melakukan fasilitasi pemberdayaan masyarakat secara langsung. Oleh karena itu aktifis social harus bias merangkul dan menarik mereka untuk ambil bagian dalam proses pemberdayaan ini.
Beberapa alasan yang mendorong warga untuk menjadi relawan antara lain :
1.      Memiliki wahana kegiatan yang positif.
2.      Kalangan tua sebagai pihak yang memiliki pengalaman dapat menyumbangkan ilmu
untuk kepentingan masyarakatnya dan tetap aktif berkegiatan.
3.      Kalangan muda memiliki sarana untuk mengembangkan diri.
4.      Sebagai sarana belajar tentang diri dan lingkungan.
5.      Peluang untuk ”berbuat” menolong pihak lain dan berkontribusi bagi penanggulangan
kemiskinan Seringkali tidaklah mudah menemukan orang yang ’sempurna’ sesuai harapan.( ingat pembelajaran dalam sessi pemberdayaan). Orang-orang yang memiliki sikap dan nilai
’luhur’, tetapi pengetahuannya kurang, lebih dimungkinkan untuk belajar ketimbang orang yang berpendidikan tetapi tidak memiliki sikap dan nilai ’luhur’.
Para relawan sebaiknya direkrut dari kalangan masyarakat setempat yang memiliki
kepeduliaan terhadap kemiskinan yang dialami tetangganya. Kesediaan orang-orang
semacam ini ditunjukkan dengan sukarela menyediakan waktu dan tenaga untuk terlibat
dalam berbagai kegiatan penanggulangan kemiskinan.
Lebih jauh mengenai cara mengidentifikasi relawan dapat dipelajari dalam sessi pemetaan sosial dan RKM

No comments: