MENINGKATKAN KESEHATAN BANGSA
MEMBEDAH AKAR MASALAH KESEHATAN
MASYARAKAT
(Uraian ini merupakan bentuk kajian analisa kesehatan yang sering
dipakai dalam program nasiional PNPM Mandiri perkotaan dan Perdesaan dalam menemukenali
permasalahan kemiskinan dalam bidang
kesehatan)
Permasalahan kemiskinan, bukan
hanya permasalahan ekonomi, seperti pada penyebab kemiskinan tingkat ke 4 yang
sudah dibahas dalam refleksi kemiskinan, banyak masalah yang saling berkaitan.
Kesehatan masyarakat menjadi salah satu ukuran kualitas sumberdaya manusia.
Rentannya masyarakat miskin terhadap
penyakit tentu saja akan menghambat produktivitas kerja dan meningkatkan biaya
pengeluaran untuk kesehatan.
Perlu kajian lebih jauh mengenai
berbagai permasalahan kesehatan yang terjadi di lingkungan masyarakat, terutama
kualitas kesehatan dasar dari masyarakat miskin. Kajian yang dilakukan
menyangkut kualitas dan fasilitas pelayanan kesehatan dasar serta pengetahuan,
sikap dan perilaku hidup sehat. Indeks kesehatan yang dicerminkan dari angka
harapan hidup menjadi salah satu acuan perhitungan Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) yang menjadi ukuran kesejahteraan.
Di sisi lain, target peningkatan kesehatan
seperti penurunan angka kematian ibu, angka kematian bayi dan balita, penurunan
angka penyakit menular baik untuk kaum laki-laki maupun perempuan menjadi target
nasional yang sejalan dengan kesepakatan Millienium (MDGs) di seluruh dunia,
dimana Indonesia menjadi negara yang mendukung kesepakatan tersebut.
Target peningkatan IPM dan MDG ini
tercermin dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) nasional dan RPJM
Daerah kota/kabupaten). Artinya target-target peningkatan kualitas kesehatan masyarakat
menjadi sejalan antara di tingkat kelurahan/desa, tingkat nasional,
kabupaten/kota, kecamatan. Guna kepentingan di atas diperlukan kajian-kajian
pada tingkat basis terkecil, yang dilakukan oleh warga masyarakat sendiri
mengenai persoalan kesehatanyang dihadapi berbagai kalangan masyarakat, baik
kelompok miskin, perempuan dan laki-laki sehingga masyarakat menyadari permasalahannya,
bisa mencari jalan keluar yang tepat, dan terlibat dalam pemecahannya.
Dengan keterlibatan masyarakat, permasalahan benar-benar
merupakan permasalahan yang dirasakan oleh mereka, bukan permasalahan dari
sudut pandang 'orang luar' sehingga pemecahan masalah benar-benar atas dasar kebutuhan
yang ada dan akan lebih tepat sasaran.
Akan tetapi dalam menganalisa dan
memilih alternatif pemecahan masalah tentu harus dibarengi dengan kesadaran
kritis, bukan sekehendak hati, oleh karena itu fungsi fasilitator nmasih
diperlukan untuk memberikan pendampingan (bimbingan) karena saat ini masyarakat
dianggap masih belum mandiri. Pemecahanmasalah tersebut akan dituangkan dalam
Perencanaan Jangka Menengah
Penanggulangan Kemiskinan (PJM Pronangkis) tingkat kelurahan/desa.
Memfasilitasi masyarakat untuk belajar mengenali berbagai permasalahan
kesehatan yang dialami oleh mereka, baik perempuan
maupun laki-laki serta faktor-faktor penyebabnya yang
selama ini terjadi akan tetapi seringkali tidak disadari atau tidak dirasakan
sebagai masalah bersama. Memfasilitasi terjadinya komunikasi yang setara di
antara warga asyarakat, sehingga terjadi proses berbagi pengetahuan,
pengalaman, nilai-nilai di antara mereka. Memfasilitasi tumbuhnya kepedulian
masyarakat terhadap permasalahan kesehatan yang dihadapi oleh pihak lain
terutama warga miskin.
Daftar permasalahan kesehatan baik
itu kesehatan perempuan, laki-laki, anak-anak dan balita. Daftar potensi untuk
pemecahan permasalahan kesehatan, baik itu potensi yang ada di masyarakat,
pemerintah maupun pihak luar Kepedulian dari warga masyarakat yaitu kemauan
warga masyarakat ntuk terlibat dalam upaya-upaya pemecahan masalah.
Peta sebaran warga, perempuan dan
laki-laki yang mengalami masalah kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan di
lingkungan warga. Kesadaran warga masyarakat terhadap permasalahan kesehatan,
faktorfaktor penyebab dan keterkaitan antar berbagai faktor sampai akar masalah
kesehatan, di samping aspek gender dari permasalahan tersebut. (Pohon
permasalahan kesehatan). Dalam kajian kesehatan ada beberapa hal yang bisa
dikaji melalui proses pemetaan swadaya yaitu:
1.
Mengkaji
lembaga-lembaga pelayanan kesehatan, baik lembaga pemerintah, swata maupun
lembaga masyarakat dan pemanfaatan pelayanan lembaga-lembaga tersebut oleh
masyarakat, baik perempuan maupun laki-laki dan kualitas pelayanannya.
2.
Mengkaji
masalah kesehatan dasar termasuk jenis penyakit, kualitas gizi masyarakat
miskin, secara khusus menyangkut kualitas kesehatan dasar kaum perempuan,
laki-laki, bayi dan balita.
3.
Angka kematian ibu, bayi dan balita.
4.
Mengkaji
wabah penyakit yang sering terjadi, dan kelompok masyarakat yang terkena wabah,
baik perempuan maupun laki-laki.
5.
Mengkaji pola konsumsi yang mempengaruhi
tingkat gizi masyarakat ( Laki-laki, perempuan, bayi dan balita) dan
pengaruh-pengaruhnya terhadap kesehatan masyarakat.
6.
Mengkaji
pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat, baik perempuan dan laki-laki,
terhadap kesehatan dasar baik pencegahan maupun pengobatannya.
7.
Memetakan
keluarga yang mempunyai masalah kesehatan dan ksesibilitas terhadap pelayanan
kesehatan.
8.
Mengkaji
akses dan kontrol warga miskin dan perempuan terhadap pelayanan kesehatan dan
pemenuhan gizi.
9.
Mengkaji
hubungan sebab akibat terjadinya masalah kesehatan, termasuk yang dihadapi
secara berbeda oleh perempuan dan laki-laki, sampai ke akarnya.
10. Mengkaji upaya-upaya yang harus dilakukan
untuk memecahkan masalah kesehatan, termasuk aspek gendernya.
11. Mengkaji potensi-potensi yang ada
yang bisa digunakan untuk memecahkan masalah .
Salah satu teknik analisa yang bisa
diterapkan untuk jenis-jenis penyakit dan kualitas kesehatan dasar yang banyak
dialami oleh warga masyarakat adalah Bagan Kecenderungan dan Perubahan. Teknik
ini digunakan untuk menggambarkan perubahan-perubahan berbagai keadaan,
kejadian, serta kegiatan masyarakat dari waktu ke waktu.
Dalam kajian kesehatan, teknik ini dipakai
untuk menggambarkan perubahan jenis-jenis penyakit, kualitas gizi yang dialami
oleh warga masyarakat, baik itu oleh kaum perempuan, kaum laki-laki maupun oleh
anak-anak dan bayi. Dengan melihat perkembangan kesehatan masyarakat, mereka
bisa merenungkan dan menganalisa factor faktor yang mempengaruhi dari waktu ke
waktu.
Teknik ini dipakai untuk
membandingkan jumlah penderita penyakit dan masalah kesehatan yang sudah
didapat dari hasil analisa bagan kecenderungan dan perubahan untuk
masing-masing kelompok (perempuan, laki-laki, anak-anak dan bayi).
Dengan perbandingan tersebut,
masyarakat bisa menyadari penyakit dan masalah apa saja yang paling banyak
dialami oleh warga miskin, perbedaan-perbedaan jenis penyakit yang diderita
oleh perempuan dan laki-laki terutama menyangkut kesehatan reproduksi kaum perempuan, gambaran tingkat kematian ibu
melahirkan, bayi dan balita dampak-dampak yang ditimbulkan oleh kondisi
tersebut.
Permasalahan kesehatan, terutama
yang menyangkut penyakit banyak dipengaruhi
oleh siklus musim, seperti musim hujan, musim kemarau. Biasanya
penyakit-penyakit yang berhubungan dengan siklus musim merupakan wabah (
terjadi pada sebagian besar masyarakat pada lokasi tertentu) misal : diare,
demam berdarah, dan sebagainya. Informasi dan kajian ini bisa bermanfaat untuk
perencanaan dan pencegahan penyakit sehingga
masyarakat, baik itu perempuan maupun laki-laki, bisa lebih waspada dan
siap menghadapi kemungkinan wabah pada musim-musim tertentu Teknik diagram
kelembagaan digunakan untuk memfasilitasi kajian hubungan antara lembaga-lembaga pelayanan kesehatan
yang terdapat di lingkungan warga masyarakat.
Dengan memetakan lembaga-lembaga
tersebut, masyarakat bisa menganalisis kembali peranan-peranan dari lembaga kesehatan
tersebut, pola hubungan antara masyarakat dengan lembaga lembaga tersebut,
manfaat keberadaan lembaga, akses, partisipasi dan control masyarakat terhadap
pelayanan lembaga-lembaga tersebut, serta manfaat yang diperoleh masing-masing
kelompok atas pelayanan lembaga kesehatan tersebut.
Pemetaan dipakai untuk mendapatkan
gambaran warga miskin, perempuan dan laki-laki yang mempunyai persoalan
kesehatan baik itu kesehatan ibu hamil, kesehatan bayi dan balita, kesehatan
perempuan dan laki-laki, lokasilokasi erjadinya wabah penyakit serta fasilitas
pelayanan kesehatan yang ada di lingkungan masyarakat.
Dengan pemetaan tersebut akan
didapat gambaran rumah tangga miskin yang mana yang paling parah tingkat
kesehatannya, lingkungan mana yang harus diperhatikan dalam mengantisipasi
terjadinya wabah dan akan menjadi dasar perencanaan untuk peningkatan fasilitas
pelayanan kesehatan pada lokasi-lokasi strategis bagi
warga miskin, baik tiu perempuan maupun laki-laki yang mempunyai masalah.
Kecenderungan pelayanan kesehatan tertentu pada kelompok tertentu atau jenis
kelamin tertentu perlu diperhatikan dalam proses ini.
No comments:
Post a Comment