Saturday, February 2, 2013

KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENGETAHUAN

Tulisan ini mengangkat tema kemiskinan yang di akibatkan adanya kesenjangan pengetahuan (Pendidikan)

KEMISKINANAN DAN KESENJANGAN PENGETAHUAN

Wajah lain dari kemiskinan adalah kesenjangan pengetahuan. Kondisi ini seringkali dinyatakan
sebagai ketidakmampuan orang miskin untuk mengakses pendidikan. Karena pendidikan
diidentikkan dengan ijazah, maka pendidikan rendah berarti berijazah rendah. Logika sebab
akibatnya kemudian mudah ditebak. Berijazah rendah hanya dapat bekerja ’rendahan’, dengan
upah yang rendah. Karena itu, orang miskin pasti tak akan pernah keluar dari kemiskinannya.
Pandangan seperti ini pada dasarnya merupakan tradisi pendidikan liberal, paradigma yang
mendominasi konsep pendidikan hingga saat ini. Pendidikan dan pelatihan dalam tradisi ini bersifat
fabrikasi dan mekanisasi untuk memproduksi keluaran pendidikan yang harus sesuai dengan ’pasar
kerja’. Pendidikan tidak toleran terhadap segala sesuatu yang disebut sebagai ’tidak ilmiah’. Murid
dididik untuk tunduk pada struktur yang ada. Masalah pendidikan selalu terletak pada mentalitas
anak didik, kreativitas, motivasi, keterampilan teknis, serta kecerdasan anak didik.
Dengan tradisi liberal seperti itu, tidak memungkinkan bagi pendidikan untuk menciptakan ruang
untuk secara kritis mempertanyakan tentang, pertama struktur ekonomi, politik, ideologi, gender,
lingkungan serta hak-hak asasi manusiadan kaitannya dengan posisi pendidika. Kedua, pendidikan
untuk menyadari relasi pengetahuan sebagai kekuasaan menjadi bagian dari masalah
demokratisasi. Tanpa mempertanyakan hal itu, tidak saja pendidikan gagal untuk menjawab akar
permasalahan kemiskinan tetapi justru melanggengkannya karena merupakan bagian pendukung
dari kelas penindasan dan dominasi.
Karena itu, diperlukan suatu usaha untuk selalu meletakkan pendidikan dalam proses transformasi
keseluruhan sistem perubahan sosial. Pendidikan harus ditujukan untuk pemberdayaan dan
pembebasan, yang selalu mempertanyakan sistem dan struktur sosial, ekonomi dan politik yang
tidak adil (penyebab kemiskinan). Dalam perspektif kritis, proses pendidikan merupakan proses
refleksi dan aksi terhadap seluruh tatanan dan relasi sosial dan bagaimana cara kerjanya dalam
menyumbangkan ketidakadilan dan kesetaraan sosial. Karena itu, tugas utama pendidikan
sesungguhnya adalah pembebasan kaum miskin tertindas. Pembebasan bagi mereka tidak saja
terbebas dari kesulitan aspek material saja, tetapi juga adanya ruang kebebasan dari aspek
spiritual, ideologi, maupun kultural. Sesungguhnya rakyat memerlukan tidak saja bebas dari
kelaparan, tetapi juga bebas untuk mencipta dan mengkonstruksi dan untuk bercita-cita (Paulo
freire).

No comments: