(Cara pandang PNPM Mandiri Perkotaan dalam menemu kenali sebab-sebab kemiskinan dan akar masalah penyebab kemiskinan)
REFLEKSI KEMISKINAN
Refleksi Kemiskinan dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran kritis masyarakat terhadap
akar penyebab masalah kemiskinan. Kesadaran kritis ini menjadi penting, karena selama ini
seringkali dalam berbagai program yang menempatkan masyarakat sebagai ’objek’
seringkali masyarakat diajak untuk melakukan berbagai upaya pemecahan masalah tanpa
mengetahui dan menyadari masalah yang sebenarnya (masalah dirumuskan oleh ’Orang
Luar’).Kondisi tersebut menyebabkan dalam pemecahan masalah masyarakat hanya
sekedar melaksanakan kehendak ’Orang Luar’ atau karena tergiur dengan ’iming – iming’
bantuan uang, bukan melaksanakan kegiatan karena benar – benar menyadari bahwa
kegiatan tersebut memang bermanfaat bagi pemecahan masalah mereka.
Dalam pelaksanaannya, ada 2 hal penting yang harus dilakukan dalam Refleksi Kemiskinan, yaitu
Olah Rasa dan Olah Pikir , sehingga pendalaman yang dilakukan melibatkan mental, rasa dan
karsa.
Olah Pikir; Proses ini merupakan analisis kritis terhadap permasalahan kemiskinan yang
dihadapi masyarakat, untuk membuka mekanisme – mekanisme yang selama ini sering
tidak tergali dan tersembunyi di dalamnya. Analisa kritis terhadap permasalahan
kemiskinan sering juga disebut sebagai analisa sosial, artinya mencari secara kritis
hubungan sebab akibat, sampai hal –hal yang paling dalam sehingga dapat ditemukan akar
permasalahan kemiskinan yang sebenarnya. Setiap kondisi,baik itu eksternal maupun
internal, harus ditelusuri dan kemudian dicari hubungan sebab akibatnya dalam suatu
kerangka yang logis. Dalam hal ini setiap orang yang terlibat dalam refleksi belajar untuk
berpikir analitis dan logis, sehingga diharapkan tumbuh kesadaran kritis terhadap berbagai
penyebab kemiskinan yang berakar pada lunturnya nilai – nilai kemanusiaan.
Olah Rasa; adalah upaya untuk merefleksikan ke dalam terutama yang menyangkut sikap
dan perilaku mereka terhadap permasalahan kemiskinan. Upaya olah rasa lebih menyentuh
’hati’ masing – masing orang yang terlibat dalam proses refleksi untuk merenungkan apa
yang telah diperbuat, dilakukan, sumbangan apa yang telah diberikan untuk melakukan
upaya penanggulangan kemiskinan dan bagi kesejahteraan dan perbaikan hidup
masyarakat. Artinya dalam olah rasa lebih menitikberatkan kepada sikap dan perilaku yang
berhubungan dengan nilai – nilai luhur manusia ( memanusiakan manusia ). Diharapkan
akan tumbuh kesadaran masing-masing bahwa manusia yang berdaya adalah ’Manusia
yang mampu menjalankan fitrahnya sebagai manusia, manusia yang berbeda
dengan makhluk lain, yaitu manusia yang mampu memberi dan mengabdikan
kehidupannya untuk kesejahteraan umat manusia’.
Dari olah pikir dan olah rasa di atas, diharapkan cara pandang peserta yang terlibat dalam diskusi
akan berubah dan berimplikasi pada :
Kesadaran bahwa seharusnya mereka tidak menjadi bagian yang menambah persoalan,
tetapi merupakan bagian dari pemecahan masalah dengan cara berkehendak untuk
memelihara nilai – nilai luhur kemanusiaan.
Tumbuhnya pemahaman bahwa sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai – nilai luhur,
merupakan awal dari tumbuhnya modal sosial, sehingga dapat menumbuhkan kepercayaan
pihak luar terhadap masyarakat setempat.
Tumbuhnya kesadaran untuk malakukan upaya perbaikan, yang dimulai dari diri sendiri.
Sehingga setiap anggota masyarakat seharusnya mampu untuk memberikan sumbangan
(baik tenaga, waktu,pikiran, ruang bagi kelompok lain untuk berpartisipasi, berdemokrasi,
dsb) untuk bersama – sama menanggulangi masalah kemiskinan.
REFLEKSI KEMISKINAN
akar penyebab masalah kemiskinan. Kesadaran kritis ini menjadi penting, karena selama ini
seringkali dalam berbagai program yang menempatkan masyarakat sebagai ’objek’
seringkali masyarakat diajak untuk melakukan berbagai upaya pemecahan masalah tanpa
mengetahui dan menyadari masalah yang sebenarnya (masalah dirumuskan oleh ’Orang
Luar’).Kondisi tersebut menyebabkan dalam pemecahan masalah masyarakat hanya
sekedar melaksanakan kehendak ’Orang Luar’ atau karena tergiur dengan ’iming – iming’
bantuan uang, bukan melaksanakan kegiatan karena benar – benar menyadari bahwa
kegiatan tersebut memang bermanfaat bagi pemecahan masalah mereka.
Dalam pelaksanaannya, ada 2 hal penting yang harus dilakukan dalam Refleksi Kemiskinan, yaitu
Olah Rasa dan Olah Pikir , sehingga pendalaman yang dilakukan melibatkan mental, rasa dan
karsa.
Olah Pikir; Proses ini merupakan analisis kritis terhadap permasalahan kemiskinan yang
dihadapi masyarakat, untuk membuka mekanisme – mekanisme yang selama ini sering
tidak tergali dan tersembunyi di dalamnya. Analisa kritis terhadap permasalahan
kemiskinan sering juga disebut sebagai analisa sosial, artinya mencari secara kritis
hubungan sebab akibat, sampai hal –hal yang paling dalam sehingga dapat ditemukan akar
permasalahan kemiskinan yang sebenarnya. Setiap kondisi,baik itu eksternal maupun
internal, harus ditelusuri dan kemudian dicari hubungan sebab akibatnya dalam suatu
kerangka yang logis. Dalam hal ini setiap orang yang terlibat dalam refleksi belajar untuk
berpikir analitis dan logis, sehingga diharapkan tumbuh kesadaran kritis terhadap berbagai
penyebab kemiskinan yang berakar pada lunturnya nilai – nilai kemanusiaan.
Olah Rasa; adalah upaya untuk merefleksikan ke dalam terutama yang menyangkut sikap
dan perilaku mereka terhadap permasalahan kemiskinan. Upaya olah rasa lebih menyentuh
’hati’ masing – masing orang yang terlibat dalam proses refleksi untuk merenungkan apa
yang telah diperbuat, dilakukan, sumbangan apa yang telah diberikan untuk melakukan
upaya penanggulangan kemiskinan dan bagi kesejahteraan dan perbaikan hidup
masyarakat. Artinya dalam olah rasa lebih menitikberatkan kepada sikap dan perilaku yang
berhubungan dengan nilai – nilai luhur manusia ( memanusiakan manusia ). Diharapkan
akan tumbuh kesadaran masing-masing bahwa manusia yang berdaya adalah ’Manusia
yang mampu menjalankan fitrahnya sebagai manusia, manusia yang berbeda
dengan makhluk lain, yaitu manusia yang mampu memberi dan mengabdikan
kehidupannya untuk kesejahteraan umat manusia’.
Dari olah pikir dan olah rasa di atas, diharapkan cara pandang peserta yang terlibat dalam diskusi
akan berubah dan berimplikasi pada :
Kesadaran bahwa seharusnya mereka tidak menjadi bagian yang menambah persoalan,
tetapi merupakan bagian dari pemecahan masalah dengan cara berkehendak untuk
memelihara nilai – nilai luhur kemanusiaan.
Tumbuhnya pemahaman bahwa sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai – nilai luhur,
merupakan awal dari tumbuhnya modal sosial, sehingga dapat menumbuhkan kepercayaan
pihak luar terhadap masyarakat setempat.
Tumbuhnya kesadaran untuk malakukan upaya perbaikan, yang dimulai dari diri sendiri.
Sehingga setiap anggota masyarakat seharusnya mampu untuk memberikan sumbangan
(baik tenaga, waktu,pikiran, ruang bagi kelompok lain untuk berpartisipasi, berdemokrasi,
dsb) untuk bersama – sama menanggulangi masalah kemiskinan.
No comments:
Post a Comment