Sunday, April 18, 2021

BANK URINE KAMBING KAMPUNG NEGERI SUNGKAI

BANK URINE KAMBING KAMPUNG NEGERI SUNGKAI Mahalnya harga pupuk pertanian di pasar saat ini membuat petani harus memutar otak untuk mencukupi kebutuhan pupuk tersebut bagi tanaman mereka. Pada tahun 2017 seorang petani dari anggota gapoktan mencoba memanfaatkan limbah atau kotoran kambing untuk dijadikan pupuk yakni urine kambing. Jika selama ini kotoran kambing dijadikan kompos sebagai penyubur tanah, maka dicobalah urine kambing yang selama ini tidak terpakai untuk di olah menjadi pupuk organik cair, maka gapoktan kampung negeri sungkai memutar otak agar mereka dapat mengumpulkan bahan baku utama pupuk cair organik tersebut yaitu urine kambing dengan membuat suatu wadah yakni bank urine kambing, dalam hal ini warga menyetor urine kambing mereka ke bank urine, lalu bank urine akan menampung dan menyerahkan urine terebut kegapoktan untuk di proses menjadi pupuk cair organik, urine tersebut dihargai 5.000/liter, sehingga warga kampung Negeri Sungkai sangat senang karena urine kambing yang selama ini tidak berharga malah mempunyai nilai jual yang dapat membantu pemenuhan kebutuhan masyarakat kampung Negeri Sungkai. Latar Belakang  Masih mahalnya harga pupuk kimia di tingkat petani sehingga membuat petani harus memanfa’atkan potensi yang bisa dijadikan alternative pengganti pupuk kimia tersebut.  Cukup banyak warga yang berternak kambing di kampung negeri sungkai dan belum termanfa’atnya kotoran kambing tersebut.  Perlunya sebuah wadah untuk menampung urine kambig tersebut, karena jika secara perorangan tidak ada yang ingin menampung atau membeli urine karena tidak ada nilai jual di masyarakat kampung negeri sungkai. Inovasi Inisiatif gapoktan membentuk bank urine kambing yang selama ini urine tersebut hanya terbuang sia-sia agar dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organik cair. Proses  Ditemukannya ide pembuatan pupuk organik cair oleh salah satu anggota gapoktan yakni Eko Basuki.  Di bentuknya bank urine kambing oleh gapoktan kampung negeri sungkai yang di dukung oleh kepala kampung negeri sungkai.  Warga terpacu untuk mengumpulkan urine kambing karena urine Bank Urine Kambing Kampung Negeri SungkaiDokumen Pemberdayaan Inovasi Desa • Bursa Inovasi Desa 183 Bidang Kewirausahaan kambing tersebut memiliki nilai jual yang dapat menambah penghasilan rumah tangga khususnya kampung negeri sungkai. Hasil  Termanfaatnya urine kambing menjadi bahan baku pupuk organik cair, sehingga dapat mengurangi bau kurang sedap kandang kambing itu sendiri.  Bertambahnya pendapatan rumah tangga bagi para peternak kambing karena urine kambing mereka lebih bermanfa’at bahkan memiliki nilai jual setelah ditampung oleh bank urine kambing.  Tercukupinya kebutuhan pupuk bagi warga kampung negeri sungkai dengan pupuk organik cair dari urine kambing sebagai alternative pengganti pupuk kimia. Pembelajaran Dengan adanya ide kreatif untuk berinovasi maka segala hal yang awalnya dianggap tidak berguna dapat dimanfa’atkan dan bisa bernilai ekonomi. Rekomendasi  Perlu diadakannya pelatihan pelatihan pengorganisasian system pengumpulan urine kambing dan hasil pemanfa’atannya agar dapat di integrasikan ke BUMDesa sehingga dapat menambah PAD  Perlunya study banding untuk menambah kemampuan anggota gapoktan dalam menghasilkan alternative pengganti pupuk kimia kedaerah lain yang sudah berhasil memanfa’atkan potensi alternative tersebut. Kontak Informasi  Eko Basuki (Gapoktan) : 0853 7719 9035  Armizi ( kepala Desa) : 0813 7928 0661 DI SARIKAN DARI MENU NASIONAL BID PID P3MD

No comments: