MITRA inLINE
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Monday, October 3, 2022
WISATA AIR GRATIS GRONJONGWARITI || Snafas
WISATA AIR GRATIS GRONJONGWARITI
Inovasi tentang bagaimana masyarakat Desa Mejono mendayagunakan potensi alam desanya yang dilalui air sungai yang debit airnya cukup besar untuk mengatasi masalah ketersediaan air untuk aktifitas pertanian penduduk.
Tertanganinya masalah budaya masyarakat yang terbiasa membuang sampah di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) sehingga mengakibatkan sering terjadi banjir dan erosi pada tebing sungai, dengan cara menjadikan area Daerah Aliran Sungai tersebut menjadi kawasan wisata berbasis alam (ekowisata)
Latar belakang masalah
• Tantangan dari masyarakat sendiri yang telah terbiasa membuang sampah sembarangan di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS), sehingga ketika sungainya akan ditata ulang merekapun banyak yang menolak
• Berkurangnya debit air sungai dari tahun ke tahun terutama saat musim kemarau akibat pendangkalan sungai oleh sampah dan limbah rumah tangga
• Pendangkalan sungai mengakibatkan terjadinya luapan air (banjir) ketika sedang musim penghujan, terjadi erosi di area bibir sungai
• Masyarakat yang tinggal di sekitar Daerah Aliran Sungai 80% adalah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), sering mencari ikan dengan menggunakan listrik (setrum), hal ini merusak ekosistem alam
Solusi/ Inovasi yang dijalankan
Inovasi untuk mengubah wajah Daerah Aliran Sungai. Yang sebelumnya kotor, kumuh, dangkal, tidak terawat dan sering terjadi erosi serta banjir akibat pendangkalan menjadi area sungai berwajah bersih, asri, terawat dan bahkan mendatangkan manfaat secara ekonomis bagi warga setampat.
Proses/ langkah demi langkah penyelesaian masalah/tantangan
1. Langkah-langkah :
• Pengelolaan Unit Usaha BUMDES Ds. Mejono
• Musyawarah Desa membahas rencana inovasi
• Pelaksanaan : pembersihan lokasi; penataan DAS
• Pembangunan Jalan Rabat melalui DD untuk mendukung akses menuju lokasi ekowisata
• Musyawarah Desa untuk mengonsep pelaksanaan wirausaha social di sekitar Daerah Aliran Sungai
• Pertemuan BUMDES membahas Swakelola dan pembagian tupoksi antar pengurus
• Penambahan wahana-wahana untuk melengkapi konsep wisata
2. Tokoh/pihak-pihak yang berperan : Kepala Desa, Pengurus BUMDES; Warga Sekitar; Pendamping Desa; SDM setempat yang mengerjakan Teknologi Tepat Guna, SDM setempat yang mengerjakan hiasan2, lukisan dan unsur seni lain dalam lokasi wisata.
3. Pengelolaan:
• Pembersihan lokasi, penataan, konsep wisata, dan konsep usaha pedagang kecil semua dilakukan secara partisipatif oleh warga setempat
• Pengelolaan anggaran dikerjakan oleh pengurus BUMDES Unit Usaha Wisata Gronjong Wariti yang dilakukan secara transparan, menggunakan tiket masuk
• Pengurus BUMDES melakukan pembagian tupoksi melalui penyusunan AD ART Unit Usaha BUMDES
4. Sumberdaya pendanaan : Dari Dana Desa 2018; dari swadaya masyarakat.
5. Sumberdaya manusia : Warga setempat ada yang mampu membuat wahana Perahu, Sepeda Air, Flying Fox, ada instruktur Rafting, ada mahasiswa Seni Rupa setempat yang mampu menghias dan mendesain lokasi sepanjang DAS menjadi jauh lebih menarik, pengurus BUMDES.
Hasil
• Kini masyarakat telah terbiasa membuang sampah dan limbah rumah tangga secara tertib dan bertanggungjawab, sehingga daerah sekitar aliran sungai menjadi bersih, terawat dan jernih airnya
• Debit Air Sungai menjadi stabil dan normal, dilakukan pengerukan dan pembersihan daerah aliran sungai secara rutin secara partisipatif oleh warga setempat.
• Lokasi sekitar sungai kini aman dari potensi banjir dan erosi
• Masyarakat yang tinggal di sekitar Daerah Aliran Sungai 80% adalah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), sering mencari ikan dengan menggunakan listrik (setrum), hal ini merusak ekosistem alam
Pembelajaran
• Merubah kultur masyarakat adalah tujuan dari kegiatan pemberdayaan. Pembelajaran disini adalah bagaimana mengubah budaya warga setempat yang suka membuang sampah dan limbah rumah tangga secara sembarangan berubah menjadi warga yang mencintai dan merawat daerah sekitar aliran sungainya secara tertib dan bertanggungjawab.
• Memfungsikan keberadaan BUMDES secara nyata untuk mengelola potensi dan asset lokal desa. Pengurus BUMDES dibekali untuk menyusun AD ART Unit Usaha sesuai kebutuhan usaha yang dilaksanakan.
• Mengajak masyarakat untuk menemukenali dan mendayagunakan potensi aset lokal yang ada diwilayahnya
Rekomendasi
Usulan inovasi ini akan lebih optimal dan maksimal jika turut pula menggandeng pihak lain, seperti :
• Dinas Pariwisata
• Dinas UMKM
• Investor swadaya
Dinas PU atau tata lingkungan
Kontak Informasi
FB : Gronjong Wariti
Instagram : gronjong_wariti
Ketua Unit Usaha BUMDES : Riadi (0813 3113 0414)
TIPD Kec. Plemahan Kab. Kediri
Wednesday, April 21, 2021
WISATA GROJOGAN JATUH CINTA
WISATA GROJOGAN JATUH CINTA
Semangat BUMDesa Desa Kepung Kec. Kepung Kab. Kediri layak di acungi jempol. pasalnya BUMDesa ini mampu mengoptimlakan sumberdaya yang ada di desa baik itu embrio kegiatan usaha desa dan sumberdaya manusia maupun sumberdaya alamnya
BUMDesa ini memiliki banyak unit kegiatan usaha seperti unit usaha Perguliran (simpan pinjam), Unit uasah pasar Desa, unit PPOB, unit Samsat Bunda, unit pengolahan sampah, dan unit wisata, serta masih banyak yang sudah terencana dan akan direalisasikan
nah pada unit usaha wisata desa ini BUMDesa mengoptimlakan sumberdaya bendungan sungai yang ada untuk dimanfaatkan menjadi wahana wisata alternatif bagi warga desa. benar saja setelah wahana ini dibuka antusias masyarakat cukup ramai, bahkan tempat ini menjadi digemari kelompok ibu-ibu pesenam dan kelompok yang lain.
selain itu ditempat ini juga tersedia wahana rafting atau arumjeram yang fasilitasnya sudah disediakan oleh pengelola, ATV untuk keliling lokasi wisata, dan wahana outbond yang bisa memacu adrenalin melintasi sungai dan area wisata.
begitupun juga tersedia warung kuliner khas perdesaan desa kepung yang murah meriah dan cocok dilidah
tempat selfi yang dipadu dengan latar belakang bendungan dengan air terjun yang selalu menyeruak
melalui unit wisata ini desa bisa membuka lowongan pekerjaan bagi warga sekitar, mengurangi pengangguran dan mengentaskan kemiskinan. bisa menambah pendapatan warga sekitar dan meningkatkan PADes
semoga akan terus memberikan yang terbaik bagi masyarakat, dan bisa menjadi percontohan bagi desa yang lain
Tuesday, April 20, 2021
WISATA SUMBER COMPLANG
WISATA SUMBER COMPLANG
BUMDesa Desa Purworejo bersemangat menghidupkan dan mengelola Sumber Complang sebagi wisata desa alternative yang bisa meningkatkan pendapatan masyarakat dan PADes. Pasalnya dengan ini telah menyediakan lapangan pekerjaan bagi warga sekitar dan usaha baru bagi desa. Wisata sumber Complang adalah nama sumber Mata Air yang terletak di Dusun Gondang Desa Purworejo Kecamatan Kandat Kabupaten Kediri Jawa Timur. Keberadaan sumber complang sendiri sudah ratusan tahun ada dan kurang mendapat perhatian sehingga daya tariknya kurang memikat. Hanya penduduk lokal dan sekitar saja yang masih sering berkunjung ke lokasi sumber ini. Dengan membangun 2 Kolam renang untuk kelas balita dan anak. Selain itu juga membangun tembok pagar serta membeli perlengkapan panggung hiburan kini sumber complang sudah banyak dikunjungai masyarakat dari luar desa.
Diharapkan dengan adanya pengembangan ini semakin melengkapi wisata yang sudah ada sehingga diharapkan mampu menarik minat pengunjung lebih banyak berwisata di lokasi ini dan tentunya bisa meningkatkan Pendapatan Desa dari sektor wisata.
Wisata sumber complang ini keberadaanya sudah ratusan tahun, sehingga namanya sudah banyak dikenal oleh masyarakat baik didalam maupun luar kecamatan Kandat. Namun pengelolaanya belum maksimal ditambah fasilitas area wisata yang masih belum memadai membuat kawasan wisata ini sepi pengunjung dan belum bisa memberi dampak ekonomi yang signifikan baik bagi masyakat sekitar maupun desa pada umumnya.
Pengembangan failitas diarea wisata ini menjadi solusi guna menarik minat pengunjung untuk datang ke wisata sumber complang tersebut. Dengan cara dibangunnya kolam renang dan spot kuliner serta infrastruktur lainnya seperti panggung hiburan dan akses jalan masuk dengan menggunakan anggaran Dana Desa.
Sekarang dengan adanya pengembangan fasilitas wajah sumber compalng semakin lebih menarik dan mulai ramai dikunjungi pengunjung lagi. Secara tidak langsung perekonomian masyarakat sekitar juga terkena dampak dengan bisa berjualan di area kuliner. Dan ini pengelolaan wisata ini dirintis untuk menjadi unit usaha bumdes.
Pengembangan fasilitas wisata ini menjadi program priortas desa setelah melalui proses musyawarah desa dan melibatkan seluruh stake holder mulai dari kelembagaan desa sampai dengan masukan dari pendamping desa. Konsep modernisasi fasilitas area wisata tanpa merubah bentuk sumber aslinya menjadi potensi yang bisa mendatangkan pengunjung. Sehingga masyarakat sekitar
Kegiatan seperti ini hendaknya terus mendapatkan pendampingan serta perlu mendapat perhatian tidak saja dari desa setempat namun juga dari para stake holder baik dari pemerintah daerah maupun instansi lainnya. Media promosi juga menjadi faktor penting nantinya guna mengangkat publikasi wisata tersebut. Diperlukan Blue Print perencanaan dari desa untuk pembangunan wisata ini. Hal ini bisa dilakukan dengan bantuan teknis dari berbagai pihak.
Sunday, April 18, 2021
BANK URINE KAMBING KAMPUNG NEGERI SUNGKAI
BANK URINE KAMBING KAMPUNG NEGERI SUNGKAI
Mahalnya harga pupuk pertanian di pasar saat ini membuat petani harus memutar otak untuk mencukupi kebutuhan pupuk tersebut bagi tanaman mereka. Pada tahun 2017 seorang petani dari anggota gapoktan mencoba memanfaatkan limbah atau kotoran kambing untuk dijadikan pupuk yakni urine kambing. Jika selama ini kotoran kambing dijadikan kompos sebagai penyubur tanah, maka dicobalah urine kambing yang selama ini tidak terpakai untuk di olah menjadi pupuk organik cair, maka gapoktan kampung negeri sungkai memutar otak agar mereka dapat mengumpulkan bahan baku utama pupuk cair organik tersebut yaitu urine kambing dengan membuat suatu wadah yakni bank urine kambing, dalam hal ini warga menyetor urine kambing mereka ke bank urine, lalu bank urine akan menampung dan menyerahkan urine terebut kegapoktan untuk di proses menjadi pupuk cair organik, urine tersebut dihargai 5.000/liter, sehingga warga kampung Negeri Sungkai sangat senang karena urine kambing yang selama ini tidak berharga malah mempunyai nilai jual yang dapat membantu pemenuhan kebutuhan masyarakat kampung Negeri Sungkai.
Latar Belakang
Masih mahalnya harga pupuk kimia di tingkat petani sehingga membuat petani harus memanfa’atkan potensi yang bisa dijadikan alternative pengganti pupuk kimia tersebut. Cukup banyak warga yang berternak kambing di kampung negeri sungkai dan belum termanfa’atnya kotoran kambing tersebut. Perlunya sebuah wadah untuk menampung urine kambig tersebut, karena jika secara perorangan tidak ada yang ingin menampung atau membeli urine karena tidak ada nilai jual di masyarakat kampung negeri sungkai. Inovasi Inisiatif gapoktan membentuk bank urine kambing yang selama ini urine tersebut hanya terbuang sia-sia agar dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organik cair.
Proses
Ditemukannya ide pembuatan pupuk organik cair oleh salah satu anggota gapoktan yakni Eko Basuki. Di bentuknya bank urine kambing oleh gapoktan kampung negeri sungkai yang di dukung oleh kepala kampung negeri sungkai. Warga terpacu untuk mengumpulkan urine kambing karena urine Bank Urine Kambing Kampung Negeri SungkaiDokumen Pemberdayaan Inovasi Desa • Bursa Inovasi Desa 183 Bidang Kewirausahaan kambing tersebut memiliki nilai jual yang dapat menambah penghasilan rumah tangga khususnya kampung negeri sungkai.
Hasil
Termanfaatnya urine kambing menjadi bahan baku pupuk organik cair, sehingga dapat mengurangi bau kurang sedap kandang kambing itu sendiri. Bertambahnya pendapatan rumah tangga bagi para peternak kambing karena urine kambing mereka lebih bermanfa’at bahkan memiliki nilai jual setelah ditampung oleh bank urine kambing. Tercukupinya kebutuhan pupuk bagi warga kampung negeri sungkai dengan pupuk organik cair dari urine kambing sebagai alternative pengganti pupuk kimia.
Pembelajaran
Dengan adanya ide kreatif untuk berinovasi maka segala hal yang awalnya dianggap tidak berguna dapat dimanfa’atkan dan bisa bernilai ekonomi.
Rekomendasi
Perlu diadakannya pelatihan pelatihan pengorganisasian system pengumpulan urine kambing dan hasil pemanfa’atannya agar dapat di integrasikan ke BUMDesa sehingga dapat menambah PAD Perlunya study banding untuk menambah kemampuan anggota gapoktan dalam menghasilkan alternative pengganti pupuk kimia kedaerah lain yang sudah berhasil memanfa’atkan potensi alternative tersebut.
Kontak Informasi
Eko Basuki (Gapoktan) : 0853 7719 9035 Armizi ( kepala Desa) : 0813 7928 0661
DI SARIKAN DARI MENU NASIONAL BID PID P3MD
Thursday, April 15, 2021
WISATA RAJATI FLOWER GARDEN
WISATA RAJATI FLOWER GARDEN
(Hasil Revitalisasi Parit Penuh Sampah dan Semak-Belukar Desa)
Desa Rasau Jaya Tiga di Kecamatan Rasau Jaya Kabupaten Kubu Raya ini pada tahun 2018 tiba tiba banyak dikunjungan warga desa dari kabupaten tetagganya hanya untuk bertamasya. Dengan angka kunjungan yang tinggi setiap minggunya menjaddikan desa ini berpendapatan lebih tinggi dari sebelumnya dan masyarakatnya juag mendapatkan kenikmatannya karena mereka bisa berwirausaha serta sebagian terserap di dalamnya sebagai tenaga kerja. Keberkahan ini tumbuh karena kreativitas pemerintah desa dan warganya merevitalisasi aset desa yang semula hanya berupa parit kotor karena penuh tumpukan sampah dan semak belukar.
Latar Belakang
Desa memiliki aset berupa parit. Namun kemanfaatannya kurang karena masyarakat kurang memerhatikannya, bahkan penuh sampah. Selain sampah, semak-belukar kian menambah kumuhnya parit dan lingkungan di sekitarnya. Banyak anak muda yang memiliki potensi namun karena rendah aktivitas, maka keberadaan mereka sama dengan pengangguran Inovasi Revitalisasi parit sebagai aset desa menjadi tempat wisata sebagai wahana penyaluran kegiatan angkatan kerja Ide merevitalisasi parit dibawa oleh kepala desa yang menjabat periode 2006- 2018 (Iin Sumirat) ke forum musyawarah desa bersama pengurus BUMDesa. Atas dasar kesepakatan musyawarah desa serta forum perencanaan dan penganggaran pembangunan desa, mada diputuskan adanya alokasi Dana Desa pada tahun anggaran APBDesa 2018 sebesar Rp75 juta. Masyarakat juga membentu tim Jaga Rajati Flower Garden Satri sebagai mitra kerja BUMDesa September 2018 dilaksanakanlah pembangunan taman, berikut sarana-prasarana pendukung obyek wisatanya lainnya. Oktober 2018 taman Rajati diresmikan di dibuka untuk umum. Hasil Kondisi parit dan lingkungan sekitarnya menjadi lebih bersih, tertata dan eksotis karena sudah menjadi daerah kunjungan wisata. Rajati menjadi obyek wisata alternatih bukan hanya bagi masyarakat desa di Kabupaten Kubu Raya tapi juga kabupaten lainnya seperti Mempawah dan Kota Pontianak. Angka kunjungan wisata tergolong tinggi. Di setiap akhir pekan bisa mencapai 500-an orang. Tahun baru bisa mencapai 1000-an lebih. Penerimaan per hari dari tiket masuk mencapai 2 juta s/d 3 juta, dalam seminggu rata rata mencapai 7 juta. Bahkan dalam satu bulan mencapai 12-an juta untuk satu unit usaha yaitu foto di taman bunga. Keberadaan Rajti mampu menyerap tenaga lokal yang rata-rata masih adak muda serta memantik tumbuhnya kegiatan ekonomi warga, misalnya banyak orang membuka warung makan. Seorang pemilik warung mengaku pada hari-hari biasa menerima pendapatan Rp100 ribu s/d Rp 200 ribu. Tapi pada akhir pekan bisa mencapai Rp400 ribu s/d Rp500 ribu. Untuk seorang perawat tanaman menerima upah Rp70 ribu per harinya. Penerimaan ini lebih tinggi dari UMK Kubu Raya.
Kontak Informasi
Vina (perangkat desa) : 085252289120 Mujiono (Direktur BUMDesa0 : 082188736711 Bara (TPID) : 089653227579
DI SARIKAN DARI MENU NASIONAL BID PID P3MD 2019
Wednesday, April 14, 2021
WISATA BUKIT KAPUR
WISATA BUKIT KAPUR
Ringkasan Desa Ceruk adalah salah satu desa di Kecamatan Bunguran Timur Laut Kabupaten Natuna Provinsi Kepulauan Riau yang terletak dibagian barat lereng Bukit Ranai, yang sebagian besar wilayahnya merupakan perbukitan. Desa Ceruk memiliki 3 Dusun 3 RW dan 8 RT, dimana sebagian kecil masyarakatnya bermata pencaharian sebagai PNS/TNI/Polri, Pegawai Honorer, Wirausaha, Wiraswasta, Pedagang, Nelayan dan sebagian besar Petani/Pekebun. Desa Ceruk merupakan salah satu desa di Kabupaten Natuna yang kaya akan potensi-potensi dibidang Pertanian, Perkebunan, Peternakan, terutama potensi wisata alam yang masih belum terjamah oleh tangan manusia. Dengan sumberdaya alam yang luar biasa subur Desa Ceruk juga dikenal sebagai salah satu desa penghasil durian di Kabupaten Natuna. Dari berbagai potensi yang ada di desa ceruk ini pemerintah Desa berhasil menyulap area hutan yang belukar dan berbahaya menjadi area wisata dan perkebunan nan hijau dan indah dengan sejumlah tanaman produktif di dalamnya. Kini, warga memiliki pencaharian baru dan memperoleh penghasilan, bahkan hutan tersebut diharapkan kedepan bisa menyumbang penghasilan bagi desa. Latar Belakang Potensi alam yang luar biasa namun belum terjamah oleh tangan manusia Belum adanya tempat atau daerah wisata untuk masyarakat Desa Ceruk sebagai tempat untuk berlibur Keuangan desa untuk mengembangkan potensi yg ada sangat terbatas Masih mengutamakan gotong royong serta swadaya masyarakat sehingga banyak potensi yang belum terkelola dengan maksimal, terutama kawasan Bukit Kapur yang merupakan kawasan Hutan Produksi yang dianggap masyarakat memiliki potensi wisata alam yang sangat menjanjikan jika dikelola dengan baik. Kawasan Bukit Kapur selain berpotensi sebagai wisata alam yang Eksotik, disekitar lereng Bukit Kapur juga bisa dimanfa’atkan oleh masyarakat untuk bercocok tanam dengan kesuburan tanahnya. Inovasi Pemanfaatan Hutan yang diolah menjadi Wisata Pertanian Proses Pemerintah desa bersama masyarakat menyelenggarakan musyawarah untuk merumuskan gagasan hingga pengambilan keputusan kebijakan pemanfaatan lahan hutan bukit kapur. Dengan mempertimbangkan potensi serta manfa’at yang akan diperoleh oleh masyarakat dan desa terhadap Penegembangan kawasan Bukit Kapur yang masih berupa semak belukar dipandang akan berdampak positif terutama dalam peningkatan ekonomi kemasyarakatan maka melalui Musyawarah Desa Pihak Pemerintah Desa Ceruk bersama BPD, LPMD “Bukit Kapur Yang Eksotis” Desa Ceruk Kecamatan Bunguran Timur Laut Kabupaten Natuna Provinsi Kepulauan RiauDokumen Pemberdayaan Inovasi Desa • Bursa Inovasi Desa 203 Bidang Kewirausahaan serta Tomas sepakat untuk mengembangkan kawasan Bukit Kapur menjadi salah satu wisata alam desa, dengan mengucurkan Dana Desa secara bertahap yang dimulai dengan usulan Pembukaan Jalan Sirtu sepanjang 1000 Meter dan Swadaya salah satu anggota masyarakat sepanjang 300 Meter sebagai akses ke kawasan Bukit Kapur pada Tahun Anggaran 2017 sebesar Rp. 223.430.000.- dan dilanjutkan dengan Paket Pembangunan Drainase, Boxculvert, Batu Miring serta pembuatan Parit dengan Dana sebesar Rp 190.103.005.- di Tahun Anggaran 2018, dan akan terus dilanjutkan pengembangannya ditahun yang akan datang. Melakukan sosialisasi dan pemasaran terkait keberadaan Wisata Bukit Kapur sebagai solusi tempat untuk berwisata Melakukan pengelolaan bersama antara kelompok sadar wisata dan pihak desa dalam rangka memaksimalkan potensi wisata Bukit Kapur Kedepan Wisata Bukit Kapur ini akan diserahkan kepada Bumdes dalam pengelolaandan pemasarannya Hasil Dengan ada Wisata Bukit Kapur ini masyarakat bisa berlibur dan menikmati pemandangan hutan yang indah dan eksotik Masyarakat yang dulunya susah dalam akses ke lahan pertanian, dengan adanya pengembangan wisata Bukit Kapur masyarakat bisa memanfa’atkan jalan untuk menuju ke lahan pertanian. Masyarakat sekitar bisa mendapatkan hasil dan manfaat dari berjualan di sekitar lokasi wisata. Dengan semangat kerja keras oleh warga bersama pemerintah Desa melalui kegiatan gotong royong yang selanjutnya dikucurkan dana untuk pengembangan kawasan Wisata Bukit Kapur menjadi salah satu wisata alam yang eksotik di Desa Ceruk. Pembelajaran Dengan dikembangkannya kawasan Bukit Kapur menjadi salah satu destinasi wisata Desa maka manfa’at yang diperoleh terutama masyarakat setempat untuk berjualan makanan ringan juga hasil dari pertanian masyarakat khususnya pada hari sabtu dan minggu serta hari-hari libur lainya yang dimanfa’atkan oleh pengunjung baik luar atau dalam desa untuk bersantai sambil menikmati keindahan pemandangan di wisata Bukit Kapur yang Eksotik. Dengan Program Pengembangan Kawasan Wisata pihak Pemerintah Desa berharap dukungan penuh dari warga masyarakat dalam pengelolaan yang kedepannya diharapkan lebih ditingkatkan lagi agar dapat dijadikan sebagai ladang peningkatan perekonomian untuk kesejahteraan masyarakat. Rekomendasi Mengembangkan dan memajukan lagi wisata Bukit Kapur dengan tambahan variasi hiburan dan permainan baik bagi anak anak maupun orang dewasa. Menyebarluaskan dan mempromosikan Wisata Bukit Kapur, seperti melalui website, brosur, atau pameran-pameran Kontak Informasi Kepala Desa Ceruk Nama : Aramli No. HP : 0822 8803 8333 Pengelola Wisata Bukit kapur Nama : Syahmin No. HP : 0852 6362 3022
Di Sarikan dari menu nasional BID - PID - P3MD 2019
Tuesday, April 13, 2021
MENGOLAH LAHAN TIDUR UNTUK WISATA EDUKASI JAMU
MENGOLAH LAHAN TIDUR UNTUK WISATA EDUKASI JAMU
Ringkasan Dusun Jambe terletak di Desa Semin, Kecamatan Semin, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan dusun penggagas wisata edukasi herbal/pertanian. Letaknya yang berdekatan dengan calon rest area Kedung Mboro yang merupakan pusat perekonomiajn warga Kecamatan Semin, memberikan peluang bagi masyarakat di Dusun tersebut menggagas adanya paket wisata edukasi jamu yang berbentuk taman herbal mayangsari. Taman herbal mayangsari terdapat 53 jenis tanaman herbal yang terus akan di tingkatkan populasi dan jenis tanamannya. Sehingga harapan kedepan taman ini akan menjadi rujukan tanaman herbal terlengkap di Kecamatan Semin, dan di Kabupaten Gunungkidul pada umumnya. Pemanfaatan taman herbal ini dapat digunakan, diantaranya untuk ; Sebagai tempat musyawarah atau pertemuan-pertemuan warga dan instansi di kawasan tersebut dengan penyediaan menu minuman dan snack khas herbal. Sebagai sarana edukasi warga dan anak sekolah, untuk lebih mengenali jenis dan fungsi masing-masing tanaman herbal. Sebagai tempat pembibitan dan pengembangan tanaman herbal di Kecamatan Semin. Latar Belakang Tersedianya lahan yang masih kosong dan kurang produktif untuk pertanian warga, lebih efektif dan berguna jika dimanfaatkan sebagai lahan pertanian herbal Tersedianya sumber daya Kebun Bibit Desa (KBD) di wilayah tersebut Dusun jambe merupakan dusun yang menjadi program Kawasan Rumah Pangan Lestari Dukungan dan motivasi dari Pemerintah Desa Semin dan serius terhadap pembinaan kawasan wisata pertanian melalui anggaran dana desa Menurunnya pemahaman tradisi lokal terhadap fungsi tanaman herbal sebagai jamu tradisional akibat tergerus arus globalisasi. Pemanfaatan Lahan Tidur Untuk Wisata Edukasi Jamu Desa Semin, Kecamatan Semin, Kabupaten Gunungkidul Daerah Istimewa YogyakartaDokumen Pemberdayaan Inovasi Desa • Bursa Inovasi Desa 131 Bidang Kewirausahaan Inovasi Pengembangan wisata pada lahan pertanian tandus untuk meningkatkan ekonomi warga melalui edukasi herbal, pemanfaatan barang bekas dan kawasan herbal. Proses Berawal dari kesadaran masyarakat dan kepedulian kelompok KWT mayangsari terhadap pentingnya kesiap sediaan tamanan obat keluarga (TOGA), maka pada bulan April 2018 gagasan untuk membuat taman herbal tersebut telah muncul. Pengurus kelompok wanita tani maayangsari jambe melakukan koordinasi dan komunikasi dengan Pemerintah Desa Semin terkait gagasan pembentukan taman herbal di dusun Jambe. Adanya tanggapan positif dari Pemerintah Desa Semin, gayung bersambut terhadap pengembangan wisata dan adanya kebun bibit desa yang selama ini mendapat bantuan pembinaan peningkatan kapasitas kepada pengelola melalui anggaran dana desa. Tindak lanjut dengan adanya sosialisasi dan kerjasama dari Bintang Toedjo terkait pembentukan taman herbal. Satu padu antara pengurus dan kelompok KWT Mayangsari, Pemerintah Desa, dan PT Bintang Toedjo dalam membuat taman herbal mayangsari. Hingga saat ini wisata edukasi ini dikelola dengan biaya/ tiket masuk per orang sebesar Rp 5000,- sampai dengan Rp. 10.000,- dengan fasilitas tambahan mendapatkan minuman jahe dan snack, sehingga dapat lebih menarik wisatawan lokal dan manca. Hasil Kelompok KWT Mayangsari mendapatkan juara 2 (dua) pada lomba taman herbal Bejo tahun 2018 yang diadakan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Terbangunnya kesadaran masyarakat akan pentingnya tanaman herbal sebagai jamu tradisional, pengembangan desa wisata sehingga mampu meningkatkan perekonomian dan taraf hidup warga sekitar. Terjadi hubungan kelembagaan dan kerjasama yang baik antara kelompok masyarakat, kelembagaan desa dan pihak luar. Adanya pilihan destinasi wisata baru di Kecamatan Semin sebagai rujukan wisata edukasi bagi lembaga pendidikan khususnya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Taman Kanak Kanak (TK). Pembelajaran Menyatunya kekuatan Pemerintah, dalam hal ini adalah Pemerintah Desa Semin dengan masyarakat Kelompok Wanita Tani di dusun Jambe dalam keseriusan menggagas kemandirian ekonomi warga dan pengembangan wisata menghasilkan kinerja yang baik dan berkualitas. Pemerintah desa menjadi salah satu sarana penting dalam menjembatani kesenjangan kebijakan dan informasi dari pihak swasta. Rekomendasi Pemerintah desa dapat melibatkan instansi atau pihak perusahaan lain yang terkait untuk memaksimalkan kualitas pengelolaan taman herbal. Pengelola atau pemerintah desa perlu bekerja sama dengan lembaga kompeten di bidang herbal untuk mendapatkan sertifikasi dan penelitian terhadap fungsi tanaman herbal. Perlu di bangun saung-saung sebagai sarana penunjang bagi wisatawan yang berkunjung. Kontak Informasi Tri Sutarno (Kepala Desa) : 085868339377 Ninik Rahayu (Kasi Kesejahteraan) : 085799232636 Totok Muwarsito (Pengelola Wisata) : 085743248404
Di sarikan dari menu nasional bursa inovasi desa PID P3MD 2019
Subscribe to:
Posts (Atom)